Rajanya
bernama Raja Adimulya, waktu kecil disebut Pangeran Lelean Anom. Diceritakan
oleh leluhur-leluhur turun temurun, bahwa Raja Adimulya memerintah dengan adil
dan bijaksana. Waktu itu Banjaransari mengalami zaman ke-emasannya. Rakyatnya
tenteram dan makmur. Rakyatnya menganut agama Sang Hiang/Hindu-Budha.
Pelabuhannya
yang terutama dan ramai dilabuhi oleh perahu-perahu dan kapal layar dagang dari
berbagai Negara, ialah yang sampai sekarang disebut Pelabuhan Ratu di Pantai
Lautan Indonesia. Bandar lain-lainnya adalah Teluk-teluk Banten, Sunda Kelapa
dan Muara Jati Pasambangan Caruban/Cirebon.
Setelah
Raja Adimulya wafat, lalu Raja Ciungwanara, seorang putra sulungnya, naik
tahta. Kemudian setelah Raja Ciungwanara, pemerintahan dilanjutkan oleh seorang
putri sulungnya, ialah Ratu Purbasari. Ratu Purbasari ini membangun dan
memindahkan ibu kotanya ke Pakuan sekitar Bogor dan negaranya beralih nama
dengan nama Pajajaran. Dalam pemerintahannya telah ditemukan makanan pokok lagi
ialah padi. Sebelumnya, makanan pokok rakyat Pajajaran adalah jawawut, Pulau
Jawa dulunya dinamakan Jawa Dwipa, yang berarti jawawut adalah dwitunggalnya
padi. (jawawut loroning pari). Ini suatu petunjuk disamping jawawut ada lagi
semacam makanan yang bernama padi. Ternyatalah dalam pemerintahan Ratu
Purbasari padi itu diketemukan.
Kemudian
setelah Ratu Purbasari, berturut-turutnaik tahta putra-putra keturunannya,
ialah :
-
Raja
Linggahiang
-
Raja
Linggawesi
-
Raja
Wastukencana
-
Raja
Susuktunggal
-
Raja
Banyaklarang
-
Raja
Banyakwangi
-
Raja
MUndingkawati
-
Raja
Anggalarang dan
-
Prabhu
Siliwangi
Prabhu Siliwangi ini menikahi
seorang putri Mangkubumi Singapura/Meretasinga Caruban bernama Rara Subang
Larang, yang telah memeluk agama Islam dan beberapa tahun mesantren di
Pengguron Islam Syekh Kuro Karawang, dengan syarat meniah secara islam, yang
mana Syekh Kuro yang beretindak sebagai penghulunya dan didudukkan di Keraton
Pakuan Pajajaran sebagai permaisuri dan diperkenankan tetap melakukan
sembahyang lima waktu. Permaisuri Rara Subang Larang dari Prabhu Siliwangi
dianugrahi tiga orang putra, ialah :
-
Pangerang
Walangsungsang Cakrabuana
-
Ratu
Mas Lara Santang dan
-
Pangeran
Raja Sengara/Kian Santang
Ketiga putra inilah cikal bakal dan
purwanya sebagian besar rakyat Pajajaran memeluk agama islam. Dan akhirnya
Pajajaran agama Sang Hiang/Hindu-BUdha lenyap dari muka bumi sebagai Negara dan
diteruskan oleh Caruban/Cirebon sebagai Negara yang beragama Islam. Dengan
perkataan lain Pajajaran adalah awal Cirebon, Cirebon adalah akhir Pajajaran.
Pula Cirebon adalah jadi kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa dan Demak
adalah Kerajaan Islam Keduanya.
Pada
tahun 1479 M, Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah dengan restu Pangeran
Cakrabuana dan Dewan Wali sanga yang diketuai oleh Sunan Ampel telah
menghentikan hulu bekti/upeti kepada Pajajaran, yang berarti Cirebon pada waktu
itu telah memploklamirkan kemerdekaanya, sedangkan Demak baru setelah jatuhnya
Majapahit yang teakhir pada tahun 1517 M. dengan dinobatkannya Pangeran Patah
sebagai Sultan DEmak yang pertama oleh Dewan Wali Sanga yang diketuai oleh
Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatulloh setelah Sunan Ampel wafat.
1 comments
👍
EmoticonEmoticon